Suasana
Stasiun Kereta Api Pasar Senen siang itu (Selasa, 25/12/12) terlihat sibuk.
Deretan panjang calon penumpang yang telah bertiket mengular hingga keluar
peron. Semuanya berdesakan, berebut masuk, khawatir tertinggal kereta. Empat
penjaga peron ditemani dua petugas keamanan sampai kualahan memeriksa karcis.
Mereka memastikan agar pengantar tidak menyelinap masuk ke peron.
Menurut
peraturan terbaru PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) persero, dalam rangka
meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, stasiun harus tertib dan seteril.
Pengantar cukup sampai di depan peron saja, tidak boleh masuk ke dalam kereta.
Di
sudut lain, kuli-kuli angkut berseragam kuning asik merayu calon penumpang agar
bersedia menggunakan jasa ototnya. Mereka ikut kecipratan rizki dari penumpang
kereta api yang tak sanggup membawa barangnya sendiri. Duapuluh ribu rupiah,
tip untuk sekali angkut dari peron hingga tempat duduk penumpang sesuai dengan
karcis. Kalo barang yang diangkut terlalu banyak, si kuli akan minta tip
tambahan, menjadi tigapuluh ribu rupiah.
Sementara
itu, di sebelah barat stasiun, tampak pemandangan yang tak kalah seru. Petugas
loket kerepotan melayani antrian pembeli tiket. Sebagian orang sumringah karena berhasil memperoleh
tiket dengan tujuan tertentu sesuai dengan tanggal yang diinginkan. Sebagian
lagi tertunduk lesu dan berkucuran keringat. Di papan pengumuman tertulis
dengan huruf besar, “TIKET TUJUAN JAWA TIMUR & JAWA TENGAH HABIS! Silakan
kembali besok”.
Hari
ini, aku bersama kakakku Dina dan keponakanku Aurel akan pulang kampung ke kota
kelahiran kami Blitar, Jawa Timur. Setahun lebih kami tak menginjakkan kaki di
kampung halaman. Perasaan rindu kepada keluarga sudah membuncah di hati. Kami
memutuskan libur hari Natal dan tahun baru ini sebagai waktu paling tepat untuk
pulang ke Blitar.
Beruntung,
siang itu kami sudah mengantongi tiket Kereta Api Expres Majapahit jurusan
Jakarta Pasar Senen-Malang. Sudah jauh-jauh hari kami memesannya, on line. Jadi, kami langsung masuk ke
peron stasiun tanpa harus repot-repot ikut ngantri beli tiket.
Oya,
apakah kalian sudah tahu? Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap
penumpang kereta api, sejak Agustus 2012 lalu, PT KAI persero menambah beberapa
rangkaian kereta api yang melayani rute perjalanan Jakarta ke seluruh daerah di
Jawa. Salah satunya Kereta Api Expres Majapahit ini.
Menurut
desas-desus di internet, Majapahit punya banyak keistimewaan lho. Mau tau apa aja
keistimewaanya? Jawabannya ada di atas kereta yaaa…..
***
“Ehm…
Perhatian, kepada seluruh calon penumpang KA Expres Majapahit yang masih berada
di luar, agar segera masuk. Rangkaian kereta api akan segera diberangkatkan”.
Suara
serak kepala Stasiun Pasar Senen dari corong pengeras suara langsung membuat
suasana sedikit gaduh. Penumpang yang sedang bengong dan masih santai di luar
terlonjak kaget. Lalu berebut masuk ke dalam gerbong masing-masing. Seperti
rombongan semut terburu-buru masuk ke dalam lubang persembunyian karena takut
kehujanan.
Setelah
seluruh penumpang masuk ke dalam gerbong, Majapahit yang berdiri angkuh di Stasiun
Pasar Senen sejak sepuluh menit lalu, melenguh dua kali. “Tuutttt…. Tuuuttt….”.
Tepat pukul 15.10 WIB, Majapahit mulai bergerak perlahan ke arah timur,
meninggalkan Jakarta yang sibuk.
Tadi,
sebelum masuk ke dalam gerbong, aku sempat memperhatikan seluruh rangkaian Majapahit. Seingatku, di deretan
terdepan, ada sebuah lokomotif putih dengan logo ‘panah melesat’ berwarna
oranye dihiasi garis biru sejajar di bawah panah melesat. Lokomotif ini tampak
gagah perkasa, siap menarik sepuluh rangkaian gerbong di belakangnya. Di
belakang lokomotif, berurutan delapan gerbong kereta penumpang, satu gerbong
kereta restoran sekaligus pembangkit listrik dan satu gerbong kereta barang.
Jika
kita amati sekilas, dari luar, penampilan Majapahit tak jauh berbeda dengan
kereta api klas ekonomi lainnya. Yang membuatnya berbeda adalah, warna
gerbong-gerbong Majapahit perpaduan antara biru tua dan biru muda. Perlambang
tekat dan cita-cita tinggi. Sedangkan dinding dalam dan langit-langitnya
berwarna krem. Kombinasi warna krem sangat serasi dengan tempat duduk penumpang
yang berderet memenuhi gerbong. Tempat duduk ini terbuat dari kerangka besi
dilapisi spon berbalut bahan kulit imitasi warna cokelat muda.
Oya
kawan, karena Majapahit baru tiga bulan beroperasi, plastik pembungkus tempat
duduknya masih terpasang lho. Awas
ya, jangan sampai ada tangan jahil yang iseng nyobek plastik, terus bikin coretan di bangku!
Untuk
mempercantik desain interior, Majapahit juga dilengkapi dengan papan petunjuk
nomer tempat duduk terbuat dari panel elektrik. Kalo kamu pernah naik kereta
api klas ekonomi, biasanya papan seperti ini terbuat dari bahan fiber bercat
huruf A B C D E. Jadi fungsinya hanya sebagai petujuk nomer tempat duduk saja.
Tapi di Majapahit, papan ini jadi multifungsi. Selain sebagai petunjuk tempat
duduk, dia juga akan memberi tahu kita di stasiun mana posisi kereta apai saat
ini. Selebihnya, papan itu akan bertulis, “Selamat Datang di Kereta Api Expres
Majapahit Asistensi Jakarta Pasar Senen-Malang”.
Walapun
Majapahit termasuk kereta api klas ekonomi, dia juga ber-AC lho. Seorang ibu
paruh baya yang duduk di depanku bercerita, ini kedua kalinya dia melakukan
perjalanan menuju Kertosono menggunakan Majapahit.
“Saya
mau tengok cucu di kampung. Biasanya dulu saya naik Gajayana. Tapi setelah coba
Majapahit, ternyata enak mas. Seperti klas eksekutif aja, ada AC nya. Kita gak
bakal kepanasan. Terus tiketnya jauh lebih murah dan bisa dipesan on line lagi”, terangnya antusias dengan
logat medok Jawa Timuran.
Dan
memang, dinginnya AC Majapahit membuat semua penumpang krasan berada di
dalamnya. Tak ada suara bayi merengek di gendongan ibunya gara-gara susah
tidur, kepanasan. Malam itu, semua penumpang terlelap dalam mimpinya
masing-masing.
Bagian
lain yang menurutku penting dan harus kuceritakan di sini adalah toilet. Ya,
toilet Majapahit bersih banget dan
wangi. Di pintunya ada stiker warna-warni bertulis keterangan bahwa toilet ini
dalam keadaan bersih dan ajakan kepada siapapun untuk menjaga kebersihan. Setahuku,
kran airnya terus berfungsi sepanjang perjalanan. Airnya selalu mengalir
kapanpun kita butuhkan. Di dalam toilet juga tersedia tisu, sabun untuk cuci
tangan, sebuah cermin ukuran sedang dan sebuah tempat sampah.
Berarti,
bagi penumpang yang gemar bersolek, atau kebelet
ingin buang hajat, tak perlu khawatir dengan toilet bau dan biasanya kehabisan
air itu. Soalnya, sudah ada dua petugas khusus yang siap sedia memastikan agar
toilet di seluruh rangkaian gerbong kereta selalu dalam keadaan bersih dan
wangi. Mereka beraksi sebanyak dua kali selama perjalanan. Tiap sore dan pagi.
Dalam
melayani dan memanjakan penumpang, selain petugas kebersihan, Majapahit juga menyediaka
beberapa petugas khusus. Diantaranya seperti security yang terus berpatroli selama perjalanan. Dia bertugas mencegah
adanya penyusup jahat yang masuk ke dalam rombongan kereta. Kemudian, dua orang
pramugari berompi abu-abu dan di lehernya terlilit dasi merah. Tugasnya maondar-mandir
membawa troli menawarkan makanan ringan dan air dalam kemasan. Selain itu, ada
empat orang pramugara berompi abu-abu juga. Masing-masing bertugas menawarkan
bantal, selimut dan menjajakan aneka makanan berat.
Tiap
penumpang yang ingin menikmati fasilitas tambahan seperti bantal, selimut dan
makan malam, harus merogoh kocek sendiri ya. Untuk sewa bantal atau selimut Rp
5.000. Untuk seporsi nasi goreng atau nasi rames berlauk telur rebus, tumis
kacang panjang dan kerupuk udang, Rp 15.000.
Memang,
kalo kamu terbiasa naik Matarmaja, pasti akan merasakan hal berbeda. Di atas
Majapahit tidak ada satupun pedagang asongan yang nyelonong masuk ke dalam kereta menawarka aneka makanan, minuman,
bahkan pakaian. Bagi penumpang yang ingin buah-buahan, asinan, pecel lontong
khas Indramayu, dan batik Pekalongan, bersabar saja. Karena sepanjang
perjalana, betul-betul tidak ada pedagang asongan yang berani naik ke atas
gerbong kereta.
Untuk
mengatasi hal seperti itu, menurutku lebaih baik kita bawa bekal saja dari
rumah. Siapkan nasi dengan lauk pauk yang kita masak sendiri dan air minum
secukupnya. Pasti makanannya lebih higienis, kesehatannya terjamin, terus kita juga mengurangi
sampah dari bungkus makanan. Tapi yang terpenting, perjalanan kita jadi lebih
irit. Hehehe…
So,
buat kamu semua yang hendak bepergian ke Jawa Timur. Kamu termasuk manusia yang gak tahan
panas-panasan. Kemudian, kamu yang super sibuk sampe gak sempet ngantri beli tiket
di stasiun. Dan bagi siapa aja yang ingin menikmati perjalanan nyaman tapi
murah. Majapahit jawabannya.
Saya suka reviewnya. Kebetulan akhir bulan nanti saya mau ke Kediri dari Semarang. Sepertinya Majapahit adalah jawabannya ;)
BalasHapusHallo mas Anwar. Oya,karena di atas keretapi ini tidak ada asongan yg jual makanan dgn harga miring (kecuali petugas kereta yg jual + harga lbh tinggi) asyiknya bwa bekal saja dari rumah. Aku sudah memulainya. Dan menyenangkan, di atas kereta buka bekal dari rumah :-)
HapusTerimakasih sudah mampir ke sini.
Selamat bersenang-senang dengan Majapahit ya.
Hallo mas Anwar. Oya,karena di atas keretapi ini tidak ada asongan yg jual makanan dgn harga miring (kecuali petugas kereta yg jual + harga lbh tinggi) asyiknya bwa bekal saja dari rumah. Aku sudah memulainya. Dan menyenangkan, di atas kereta buka bekal dari rumah :-)
HapusTerimakasih sudah mampir ke sini.
Selamat bersenang-senang dengan Majapahit ya.
Maap mas mau nanya, di kereta majapahit ada colokan listrik nya ga seperti kereta pse-jog? terima kasih. Reviewnya kerennn
BalasHapusSalam mas Fikri. Colokan listrik ada. Setiap bangku ada dua. Kalau takut penuh dan harus antree dengan penumpang lain, siap2 bawa terminal sendiri dari rumah yaa :-))
HapusTerimakasih sudah berkunjung.
Mantap artikelny. Mas ipung.. ane jg pelanggan setia majapahit dr jamanya msh senja kediri dl...
BalasHapusTrus jaya mas ipung...