Jumat, 25 Januari 2013

Majapahit si "Ular Besi"

Suasana Stasiun Kereta Api Pasar Senen siang itu (Selasa, 25/12/12) terlihat sibuk. Deretan panjang calon penumpang yang telah bertiket mengular hingga keluar peron. Semuanya berdesakan, berebut masuk, khawatir tertinggal kereta. Empat penjaga peron ditemani dua petugas keamanan sampai kualahan memeriksa karcis. Mereka memastikan agar pengantar tidak menyelinap masuk ke peron.
Menurut peraturan terbaru PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) persero, dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap penumpang, stasiun harus tertib dan seteril. Pengantar cukup sampai di depan peron saja, tidak boleh masuk ke dalam kereta.
Di sudut lain, kuli-kuli angkut berseragam kuning asik merayu calon penumpang agar bersedia menggunakan jasa ototnya. Mereka ikut kecipratan rizki dari penumpang kereta api yang tak sanggup membawa barangnya sendiri. Duapuluh ribu rupiah, tip untuk sekali angkut dari peron hingga tempat duduk penumpang sesuai dengan karcis. Kalo barang yang diangkut terlalu banyak, si kuli akan minta tip tambahan, menjadi tigapuluh ribu rupiah.
Sementara itu, di sebelah barat stasiun, tampak pemandangan yang tak kalah seru. Petugas loket kerepotan melayani antrian pembeli tiket. Sebagian orang sumringah karena berhasil memperoleh tiket dengan tujuan tertentu sesuai dengan tanggal yang diinginkan. Sebagian lagi tertunduk lesu dan berkucuran keringat. Di papan pengumuman tertulis dengan huruf besar, “TIKET TUJUAN JAWA TIMUR & JAWA TENGAH HABIS! Silakan kembali besok”.
Hari ini, aku bersama kakakku Dina dan keponakanku Aurel akan pulang kampung ke kota kelahiran kami Blitar, Jawa Timur. Setahun lebih kami tak menginjakkan kaki di kampung halaman. Perasaan rindu kepada keluarga sudah membuncah di hati. Kami memutuskan libur hari Natal dan tahun baru ini sebagai waktu paling tepat untuk pulang ke Blitar.
Beruntung, siang itu kami sudah mengantongi tiket Kereta Api Expres Majapahit jurusan Jakarta Pasar Senen-Malang. Sudah jauh-jauh hari kami memesannya, on line. Jadi, kami langsung masuk ke peron stasiun tanpa harus repot-repot ikut ngantri beli tiket.
Oya, apakah kalian sudah tahu? Bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap penumpang kereta api, sejak Agustus 2012 lalu, PT KAI persero menambah beberapa rangkaian kereta api yang melayani rute perjalanan Jakarta ke seluruh daerah di Jawa. Salah satunya Kereta Api Expres Majapahit ini.
Menurut desas-desus di internet, Majapahit punya banyak keistimewaan lho. Mau tau apa aja keistimewaanya? Jawabannya ada di atas kereta yaaa…..
***
“Ehm… Perhatian, kepada seluruh calon penumpang KA Expres Majapahit yang masih berada di luar, agar segera masuk. Rangkaian kereta api akan segera diberangkatkan”.
Suara serak kepala Stasiun Pasar Senen dari corong pengeras suara langsung membuat suasana sedikit gaduh. Penumpang yang sedang bengong dan masih santai di luar terlonjak kaget. Lalu berebut masuk ke dalam gerbong masing-masing. Seperti rombongan semut terburu-buru masuk ke dalam lubang persembunyian karena takut kehujanan.
Setelah seluruh penumpang masuk ke dalam gerbong, Majapahit yang berdiri angkuh di Stasiun Pasar Senen sejak sepuluh menit lalu, melenguh dua kali. “Tuutttt…. Tuuuttt….”. Tepat pukul 15.10 WIB, Majapahit mulai bergerak perlahan ke arah timur, meninggalkan Jakarta yang sibuk.
Tadi, sebelum masuk ke dalam gerbong, aku sempat memperhatikan seluruh  rangkaian Majapahit. Seingatku, di deretan terdepan, ada sebuah lokomotif putih dengan logo ‘panah melesat’ berwarna oranye dihiasi garis biru sejajar di bawah panah melesat. Lokomotif ini tampak gagah perkasa, siap menarik sepuluh rangkaian gerbong di belakangnya. Di belakang lokomotif, berurutan delapan gerbong kereta penumpang, satu gerbong kereta restoran sekaligus pembangkit listrik dan satu gerbong kereta barang.
Jika kita amati sekilas, dari luar, penampilan Majapahit tak jauh berbeda dengan kereta api klas ekonomi lainnya. Yang membuatnya berbeda adalah, warna gerbong-gerbong Majapahit perpaduan antara biru tua dan biru muda. Perlambang tekat dan cita-cita tinggi. Sedangkan dinding dalam dan langit-langitnya berwarna krem. Kombinasi warna krem sangat serasi dengan tempat duduk penumpang yang berderet memenuhi gerbong. Tempat duduk ini terbuat dari kerangka besi dilapisi spon berbalut bahan kulit imitasi warna cokelat muda.
Oya kawan, karena Majapahit baru tiga bulan beroperasi, plastik pembungkus tempat duduknya masih terpasang lho. Awas ya, jangan sampai ada tangan jahil yang iseng nyobek plastik, terus bikin coretan di bangku!
Untuk mempercantik desain interior, Majapahit juga dilengkapi dengan papan petunjuk nomer tempat duduk terbuat dari panel elektrik. Kalo kamu pernah naik kereta api klas ekonomi, biasanya papan seperti ini terbuat dari bahan fiber bercat huruf A B C D E. Jadi fungsinya hanya sebagai petujuk nomer tempat duduk saja. Tapi di Majapahit, papan ini jadi multifungsi. Selain sebagai petunjuk tempat duduk, dia juga akan memberi tahu kita di stasiun mana posisi kereta apai saat ini. Selebihnya, papan itu akan bertulis, “Selamat Datang di Kereta Api Expres Majapahit Asistensi Jakarta Pasar Senen-Malang”.
Walapun Majapahit termasuk kereta api klas ekonomi, dia juga ber-AC lho. Seorang ibu paruh baya yang duduk di depanku bercerita, ini kedua kalinya dia melakukan perjalanan menuju Kertosono menggunakan Majapahit.
“Saya mau tengok cucu di kampung. Biasanya dulu saya naik Gajayana. Tapi setelah coba Majapahit, ternyata enak mas. Seperti klas eksekutif aja, ada AC nya. Kita gak bakal kepanasan. Terus tiketnya jauh lebih murah dan bisa dipesan on line lagi”, terangnya antusias dengan logat medok Jawa Timuran.
Dan memang, dinginnya AC Majapahit membuat semua penumpang krasan berada di dalamnya. Tak ada suara bayi merengek di gendongan ibunya gara-gara susah tidur, kepanasan. Malam itu, semua penumpang terlelap dalam mimpinya masing-masing.
Bagian lain yang menurutku penting dan harus kuceritakan di sini adalah toilet. Ya, toilet Majapahit bersih banget dan wangi. Di pintunya ada stiker warna-warni bertulis keterangan bahwa toilet ini dalam keadaan bersih dan ajakan kepada siapapun untuk menjaga kebersihan. Setahuku, kran airnya terus berfungsi sepanjang perjalanan. Airnya selalu mengalir kapanpun kita butuhkan. Di dalam toilet juga tersedia tisu, sabun untuk cuci tangan, sebuah cermin ukuran sedang dan sebuah tempat sampah.
Berarti, bagi penumpang yang gemar bersolek, atau kebelet ingin buang hajat, tak perlu khawatir dengan toilet bau dan biasanya kehabisan air itu. Soalnya, sudah ada dua petugas khusus yang siap sedia memastikan agar toilet di seluruh rangkaian gerbong kereta selalu dalam keadaan bersih dan wangi. Mereka beraksi sebanyak dua kali selama perjalanan. Tiap sore dan pagi.
Dalam melayani dan memanjakan penumpang, selain petugas kebersihan, Majapahit juga menyediaka beberapa petugas khusus. Diantaranya seperti security yang terus berpatroli selama perjalanan. Dia bertugas mencegah adanya penyusup jahat yang masuk ke dalam rombongan kereta. Kemudian, dua orang pramugari berompi abu-abu dan di lehernya terlilit dasi merah. Tugasnya maondar-mandir membawa troli menawarkan makanan ringan dan air dalam kemasan. Selain itu, ada empat orang pramugara berompi abu-abu juga. Masing-masing bertugas menawarkan bantal, selimut dan menjajakan aneka makanan berat.
Tiap penumpang yang ingin menikmati fasilitas tambahan seperti bantal, selimut dan makan malam, harus merogoh kocek sendiri ya. Untuk sewa bantal atau selimut Rp 5.000. Untuk seporsi nasi goreng atau nasi rames berlauk telur rebus, tumis kacang panjang dan kerupuk udang, Rp 15.000.
Memang, kalo kamu terbiasa naik Matarmaja, pasti akan merasakan hal berbeda. Di atas Majapahit tidak ada satupun pedagang asongan yang nyelonong masuk ke dalam kereta menawarka aneka makanan, minuman, bahkan pakaian. Bagi penumpang yang ingin buah-buahan, asinan, pecel lontong khas Indramayu, dan batik Pekalongan, bersabar saja. Karena sepanjang perjalana, betul-betul tidak ada pedagang asongan yang berani naik ke atas gerbong kereta.
Untuk mengatasi hal seperti itu, menurutku lebaih baik kita bawa bekal saja dari rumah. Siapkan nasi dengan lauk pauk yang kita masak sendiri dan air minum secukupnya. Pasti makanannya lebih higienis, kesehatannya terjamin, terus kita juga mengurangi sampah dari bungkus makanan. Tapi yang terpenting, perjalanan kita jadi lebih irit. Hehehe…
So, buat kamu semua yang hendak bepergian ke Jawa Timur. Kamu termasuk manusia yang gak tahan panas-panasan. Kemudian, kamu yang super sibuk sampe gak sempet ngantri beli tiket di stasiun. Dan bagi siapa aja yang ingin menikmati perjalanan nyaman tapi murah. Majapahit jawabannya.

6 komentar:

  1. Saya suka reviewnya. Kebetulan akhir bulan nanti saya mau ke Kediri dari Semarang. Sepertinya Majapahit adalah jawabannya ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hallo mas Anwar. Oya,karena di atas keretapi ini tidak ada asongan yg jual makanan dgn harga miring (kecuali petugas kereta yg jual + harga lbh tinggi) asyiknya bwa bekal saja dari rumah. Aku sudah memulainya. Dan menyenangkan, di atas kereta buka bekal dari rumah :-)
      Terimakasih sudah mampir ke sini.
      Selamat bersenang-senang dengan Majapahit ya.

      Hapus
    2. Hallo mas Anwar. Oya,karena di atas keretapi ini tidak ada asongan yg jual makanan dgn harga miring (kecuali petugas kereta yg jual + harga lbh tinggi) asyiknya bwa bekal saja dari rumah. Aku sudah memulainya. Dan menyenangkan, di atas kereta buka bekal dari rumah :-)
      Terimakasih sudah mampir ke sini.
      Selamat bersenang-senang dengan Majapahit ya.

      Hapus
  2. Maap mas mau nanya, di kereta majapahit ada colokan listrik nya ga seperti kereta pse-jog? terima kasih. Reviewnya kerennn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam mas Fikri. Colokan listrik ada. Setiap bangku ada dua. Kalau takut penuh dan harus antree dengan penumpang lain, siap2 bawa terminal sendiri dari rumah yaa :-))
      Terimakasih sudah berkunjung.

      Hapus
  3. Mantap artikelny. Mas ipung.. ane jg pelanggan setia majapahit dr jamanya msh senja kediri dl...
    Trus jaya mas ipung...

    BalasHapus