Rabu, 12 Desember 2012

Hidup di Tengah Ancaman


Kawan, apakah kamu pernah merasa jiwamu dalam kondisi terancam? Dalam menjalani hidup di tengah belantara dunia ini, wajar rasanya seorang manusia menerima suatu ancaman dari orang lain. Kalo anak rantau, biasanya sih sering diancam ibu yang punya kosan karena telat bayar uang sewa kamar kos plus listrik yang harus disetor rutin tiap awal bulan. Atau, para mahasiswa yang merasa terancam karena diultimatum rektor akan di DO gara-gara rajin bolos kuliah dan milih berunjukrasa di jalan menolak komersialisasi pendidikan.
Kurasa, masih banyak lagi peristiwa lain, yang secara tak langsung dapat berpotensi mengancam diri kita. Sederhananya, dua hal di atas adalah salah satu bentuk ancaman terkecil yang akrab dan dekat dengan anak-anak muda perantau. Mungkin salah satu dari kalian pernah mengalaminya. Tentu, ancaman itu tak begitu membahayakan kehidupan seseorang bukan. Atau sampai merampas hak-hak seorang manusia di negeri Merdeka ini.
Tapi, apakah kamu yang sedang baca catatan ini, pernah bertanya-tanya, gimana jadinya jika suatu ancaman itu datang dalam bentuk yang terstruktur, kemudian legal menurut hukum, dan dilakukan oleh Negara terhadap warga negaranya?
Penasaran? Atau, malah bingung? Lanjutin aja bacanya.